| Pelda Muh. Sofyan melaksanakan kegiatan Bakti TNI dan Wanwil |
Liputan14.id, Kepulauan Selayar - Sejak jaman dahulu, hampir setiap tempat di Kepulauan Selayar tumbuh subur anjoro, yang memiliki makna tersendiri mengakar dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Selayar.
Komiditas anjoro sempat jaya pada masanya, menopang perekonomian masyarakat Selayar sampai digelar istilah emas hijau (green gold). Tapi kini kejayaan anjoro mulai memudar seiring pengolahan komiditas ini yang kurang tepat.
Masyarakat Selayar menyebut Kelapa (Cocos nucifera) sebagai anjoro yang kemudian mengolahnya menjadi kopra, salah satu produk komiditas unggulan Selayar. Peran dari Pelda Muh. Sofyan yang juga menjabat Babinsa Desa Bontosunggu di Koramil 1415-01/Bontosikuyu diharuskan mengambil bagian dalam upaya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat binaannya.
Seperti yang dilakukannya pada saat membantu mengupas kelapa, pada pendampingan kepada Andi Nurdin (52 Tahun, Petani) untuk membuat kopra di Dusun Galung, Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, pada Selasa (19/03/2024).
Untuk mempertahankan mutu kopra buatan Andi Nurdin, Babinsa menekankan agar selalu mengambil anjoro yang betul-betul sudah tua. Tidak hanya mengejar kuantitas tapi juga selalu utamakan kualitas untuk menjaga kepercayaan pembeli dan tidak membuat harga kopra Selayar anjlok dipasaran. Ucapnya sambil mengupas.
“Percuma buat kopra yang banyak, tapi harganya murah. Terbilang ruginya banyak juga jika terus dibuat buru-buru, diolah dengan cara instan pasti tidak sesuai dengan harga yang diharapkan”, menjelaskan pakai bahasa Selayar.
Tidak adanya investor yang menjadikan kelapa di Kepulauan Selayar ini, sebagai industri kreatif ramah lingkungan sehingga komiditas kelapa jalan ditempat. Berbagai produk turunan dari buah kelapa bisa dihasilkan, apabila bila ada keseriusan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Selayar pada umumnya. ~BM~



