Notification

×

Iklan

Iklan

Kodim 1415/Selayar Gelar Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana, Perkuat Sinergi Lintas Instansi

Kamis, 04 Desember 2025 | Desember 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-04T05:17:05Z

 

Letkol CZI Yudo Harianto, ST., pimpin rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Alam pada Kamis, 4 Desember 2025, bertempat di Aula Makodim 1415/Selayar

Liputan14.id Kepulauan Selayar – Kodim 1415/Selayar melaksanakan Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Alam pada Kamis, 4 Desember 2025, bertempat di Aula Makodim 1415/Selayar, Jl. Kelapa, Kelurahan Benteng, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.20 Wita tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 1415/Selayar, Letkol Czi Yudo Harianto, S.T., dan turut dihadiri berbagai unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, dan instansi terkait. Beberapa pejabat yang hadir antara lain Wakapolres Kepulauan Selayar Kompol Kaharuddin S.E., S.H., MM, para Perwira Staf Kodim 1415/Selayar, Danpos AL Selayar Letda Laut (P) Hasbullah, serta perwakilan dari Kesbangpol, Dinas Perhubungan, Basarnas, Satpol PP, BPBD, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar. Kehadiran unsur lintas instansi ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam.


Dalam sambutannya, Letkol Czi Yudo Harianto menekankan pentingnya memperkuat koordinasi lintas instansi, terutama terkait pertukaran informasi cuaca, kondisi wilayah, serta laporan kejadian secara real time. Dandim juga menegaskan perlunya penguatan sistem komando dan kendali agar tidak terjadi tumpang tindih tugas di lapangan saat penanganan bencana. Selain itu, ia menyoroti pentingnya pemetaan wilayah rawan bencana baik di daratan utama maupun pulau-pulau terluar untuk mempermudah penyusunan langkah mitigasi serta mobilisasi personel dan logistik. Kesiapsiagaan personel dan peralatan juga ditekankan agar seluruh unsur dapat digerakkan kapan pun diperlukan. Ia juga mengingatkan perlunya optimalisasi peran masyarakat melalui edukasi dan pembinaan agar masyarakat mampu melakukan langkah penyelamatan awal ketika bencana terjadi.


Rapat koordinasi ini memperlihatkan keseriusan TNI dan seluruh instansi terkait dalam menghadapi ancaman bencana, mengingat Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan wilayah kepulauan yang rentan terhadap angin kencang, gelombang tinggi, banjir rob, dan tanah longsor. Bahkan sejumlah wilayah terluar seperti Pasimasunggu, Pasilambena, dan Takabonerate masih menghadapi tantangan geografis berupa sulitnya jalur logistik dan kebutuhan komunikasi yang lebih stabil. Sebagai tindak lanjut hasil rapat, direncanakan pada Senin, 8 Desember 2025, akan digelar Apel Pasukan dan Perlengkapan untuk memastikan kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana.


Selain itu, rapat ini juga mendorong penguatan sejumlah langkah strategis, termasuk peningkatan koordinasi melalui pusat informasi terpadu, penegasan alur komando agar tidak terjadi overlap tugas saat respon darurat, serta pemutakhiran pemetaan rawan bencana di seluruh wilayah Selayar. Pemeriksaan kesiapan peralatan seperti perahu karet, alat komunikasi, tenda, serta logistik darurat juga ditekankan, termasuk peran aktif Babinsa dan perangkat desa dalam memberikan edukasi langsung kepada masyarakat. Pemantauan perkembangan cuaca dan situasi di wilayah terus diperintahkan untuk dilaporkan secara berkala kepada komando atas.


Rapat tersebut turut menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, antara lain perlunya pembangunan Sistem Informasi Bencana Terintegrasi (SIBT) untuk memperkuat mekanisme pelaporan cepat lintas instansi. Optimalisasi gelar pasukan dan perlengkapan pra-bencana juga menjadi sorotan, termasuk pengecekan kapal dan perahu TNI AL serta Basarnas, kendaraan taktis, tenda evakuasi, genset, dan logistik siap saji. Edukasi kebencanaan kepada masyarakat, pelatihan evakuasi, pemasangan tanda jalur evakuasi, serta pemetaan digital mengenai titik rawan longsor dan banjir pesisir juga menjadi prioritas yang melibatkan Dishub, BPBD, dan pemerintah desa. Rekomendasi lainnya adalah perlunya mekanisme mobilisasi cepat antarinstansi untuk menjangkau wilayah terluar yang sering terisolasi saat cuaca ekstrem. Penguatan komunikasi laut dan udara juga ditekankan untuk memastikan koordinasi berjalan meski kondisi cuaca memburuk. Menjelang intensitas curah hujan yang meningkat, seluruh unsur diminta meningkatkan status siaga bencana hingga periode Maret 2026.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update